
Sumber: Sini
Nampaknya, tahun 2020 ini akan menjadi
tahun yang susah. Mengapa? Ya, baru setengah tahun saja udah banyak sekali
hal-hal yang terjadi mulai dari isu perang dunia ketiga secara militer di awal
tahun dengan penembakan pesawat dan segala dinamika politiknya. Berlanjut
dengan perang dagang antara Amerika melawan Tiongkok yang nggak ada habisnya
dan ending-endingnya Google kudu hengkang dari aplikasi ponsel Huawei, yang
memberikan dampak signifikan bagi gue. Why? Karena ponsel gue Huawei. Terus
banyak figur-figur yang harus pergi seperti pebasket Amerika itu, Glenn
Freddly, hingga Didi Kempot, sampai Barry Likumahuwa yang baru saja beberapa
hari yang lalu.
Dan yang paling mengkhawatirkan sebenarnya
adalah virus yang sudah kayak bosen banget diperbincangkan oleh orang-orang
sebumi dan selangit. Makhluk berukuran kurang dari satu mikron itu membuat
kondisi yang setara dengan Perang Dunia ketiga. Belum lagi imbas ekonominya,
bukan main. Banyak perusahaan-perusahaan yang kolaps, hampir di semua lini,
kecuali mungkin lini kesehatan.
Entah apa yang kalian pikirkan tentang
korona, yang jelas, beginilah kenyataan yang harus terjadi. Pada awalnya
semuanya cemas dan takut, namun rasa lapar membuat rasa cemas ini mengalah dan
sebagian dari mereka mulai memberanikan diri untuk keluar tentunya dengan
memenuhi protokol kesehatan yang ditetapkan. Namun, in the end of the day,
protokol itu pasti akan ditinggalkan seiring dengan tidak adanya pemantauan
dari yudhikatif. Apalagi eksekutif dan legislatif yang Nampak semakin simpang
siur karena adanya banyak misinformasi dan disinformasi yang berkembang. Bisnis
hoaks hari ini semakin banyak dan tentu saja banyak media yang bermain di
dalamnya.
Kasihan.
Kasihan mental kamu mengikuti segala perkembangan
zaman ini. Emosi negatifmu tidak akan bisa kamu kontrol. Cemas sudah terbukti
menurunkan imunitas tubuh. Apalagi takut, selain imunitas, ginjalpun akan
bereaksi. Dunia memang tidak berjalan sesuai dengan apa yang kamu harapkan
wahai SJW, cuman lebih baik kalau memang dihadapi aja. Terlalu protektif juga
tidak boleh, sesuaikan saja dengan porsinya. Inget kan ada orang yang ke mal
pake APD lengkap? Alesannya bagus. Mereka mampu membelinya. Tapi, kan tidak ada
empati dengan para nakes yang pada saat itu kekurangan APD yang proper.
Gue pribadi sih memang awalnya cemas. Tapi,
yaudahlah, beraktivitas biasa saja dengan masker dan selalu menjaga jarak.
Kalau ada keramaian ya sebisa mungkin menghindar. Gue nggak tau apa yang lagi
dipikirkan oleh pemerintah, khususnya lagi pemerintah daerah. Kayak seloww aja.
Terus kita rame-rame menghujat? Lah buat apa?
Then, sekarang kita harus menjamu New
Normal yang dipaksakan walaupun secara statistik memang klimaks saja kita belum
lampaui. Pemerintah sekali bikin pengumuman mesti tidak diterukan dengan
Tindakan, jadi ra mashook alias nggak jelas. Makanya, rakyat jadi ra urus
dengan remeh temeh yang ada di parlemen dan sebagainya. Masyarakat butuh makan.
Tapi, entah kenapa gue berpikir bahwa 2020
tidak akan berakhir begini saja, sepertinya enam bulan ke depan akan ada banyak
hal lagi yang sebagian di antaranya bisa jadi negatif. Bukannya menakut-nakuti
tapi itulah yang terasa. Atau gue yang terlalu sensitif dengan perubahan
energi, nan molla. Maka dari itu gue edukasi penonton gue dengan minimal
membuat usaha-usaha untuk menghadapi the super new normal yang mungkin
akan terjadi sebentar lagi. Intinya, gue udah menyampaikan, ya memang itu
tugasnya, walau bukan koar-koar rame-rame di media sosial, karena orang bakal
menyebutnya sebagai Barnum effect. Padahal, niat gue ya cuman agar
semuanya berjaga-jaga baik secara fisik maupun secara mental. Tugas gue sih mungkin
lebih ke mental, karena orang bisa gila jika mentalnya tidak diatur sebaik
mungkin.
Afirmasikan ini sekarang juga:
“Saya sehat,
Saya bahagia,
Saya berkelimpahan.”
Bersiaplah menuju perubahan yang paling
fundamental. Perbanyak menabung. Perbanyak makan makanan yang bergizi.
Perbanyak olahraga. Bayar semua utang kalau masih ada. Berlatihlah martial
art dan berenang. Baca trilogi buku gue. Kwkwkwkwkw… Tapi bener sih, beberapa
pembaca buku gue ada yang sampai dm gue di Instagram dan bilang bahwa mereka
sedikit banyak “tercerahkan” setelah membaca buku gue itu. Carilah, maka kamu
akan menemukan.
Namun, gue dan kita semua pastinya berdoa
bahwa semester kedua tahun 2020 ini akan baik-baik saja dengan hal-hal yang
membahagiakan. Sehingga, gue bisa wisata lagi ke luar kota. Hahaha.
Apa pun yang terjadi,
Terjadilah..
Komentar