Mengapa banyak mereka yang sangat tidak bisa mengelola ekspektasi mereka? Katanya sudah belajar mindfulness? Katanya sudah belajar filsafat klasik ala Stoik? Katanya sudah bisa melatih kesadaran? Katanya sudah banyak menulis buku-buku pengembangan diri (self help) tentang melatih rasa-rasa/emosi-emosi negatif yang melindap?
So, why it’s so heavy to destroy the expectation?
Ekspektasi akan selalu berbanding lurus dengan ego dan keinginan/hasrat. Ingin ini ingin itu, banyak sekali. Demi mendapatkan sesuatu yang diidam-idamkan, maka seseorang mengekspektasikan sesuatu.
Mereka tidak paham bagaimana sesuatu itu akan didapatkan/atau tidak didapatkan. Semua yang diekspektasikan harapannya akan terwujud. Padahal, tidak segampang itu hukumnya terjadi. Orang di zaman sekarang sudah tidak lagi paham bagian ini.
Efeknya apa? Kecewa dan mulai menyalah-nyalahkan ke luar. Kebiasaan paling sering terjadi. Kalau memang itu yang terjadi ya sudah. Nikmati saja prosesnya. Nikmati saja menjadi kayu bakar yang tersulut. Nikmati saja menjadi virus akalbudi yang menyebarkan energi negatifnya ke orang lain.
.
@thesonyadams on Instagram and X
Komentar